Abang
buat Beni Sumarna
Bang, sudah lama tak jumpa. Kali ini kacamatamu masih penuh inspirasi, dan masih dengan posisi andalan, duduk santai di trotoar.
Kuteriak sambil mendekati, saling diskusi ide baru, tanpa lupa menyakan kabarmu.
Apa masih seronok dan jorok.
Bang, kini kamu tak sendiri, hendak kutanya siapa gerangan dia
Diakah kembang yang tidak tertelan tsunami.
Wah, sinar itu berlari ke barat,
aku harus berpulang, masih banyak tugas menggunung.
Taman Budaya, 2007
Untitled
Aku membencimu
karena kamu
pengobat rindu,
pencerah imajinasi.
Aku membencimu
karena kamu
penyegar dahaga,
penyejuk jiwa.
Aku membencimu
karena kamu
inspirasiku.
INS, 2006
Delva
La, jangan di belakangku
kamu bukan pengikutku
La, jangan berdiri di depanku
kamu bukan rajaku
La, berdiri di sampingku
karena kamu lenteraku
Kafe INS- Padang, 2006
Datang
Dia datang atas dirinya
Kau datang atas dirimu
Aku datang atas diriku
Tak datang atas siapa
Padang, 2/02/08
Guru Musa
Salamku buat keraguanmu
bersapa bijak dengan perahu
berbagi emas dengan lembu
diam saja dan membatu
jangan tanya apa maksudku
Padang, 2007
Hasrat
Panas hati ini kau belakangi
seakan aku memohon nafsu
padahal ku hanya bertanya
siapa sebenarnya kamu
Padang, 2007
Sumber : Singgalang Edisi Minggu, 3 Agustus 2008, Puisi Fernando Rio
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
ya bang... cha dah baca puisi bang tu hehehe, selamat juga yah bang... Oh ya, cerpen anak cha juga masuk di singgalang dan haluan minggu....
weleh...weleh...welleh...
jadi jg gw mkan puisi, gw tggu traktirannya, o ya...slamet ya...
akhirnya lo mulai menanjakkan kepala eh kaki juga di dunia sastra, semoga makin maju dan berkembang puesat, OKEHHHHHHHHHH!!!
assalamu'alaikum...
mau comment apa yach...
Yank,, puisimu dahsyat...! hahaha... gitu dunkzz... Trnyata diam2 dirimu menyimpan hal2 yang aku tak pernah tau.. mmm... bikin puisi bwat Ne dunkzzz biar rame... Ntar puisi bwat kanda bakal ne expose juga... huehuehue...
LOVE YOU...
Post a Comment