Saturday, December 06, 2008

Sajak-sajak Fernando

Sajak Mati

Aku masih berkerudung resah
Patah, menyiksa jejak waktu di dada
Aku tidak tahu dimana kau berada
Kau mengapa 
masih mau kau mengatakannya

Jika kau gerai langkahmu di mataku
Mungkin hujan ini kering sudah di baju
Masih ada berita kau serta
Dalam belanga, 
Kau tidak di sana

Padang, Juli 2008  

Kangen

Kamu masih menari di kepalaku
Memanggil lirih genangan malam
Meratapi kereta senja yang pulang
Hanya air matamu kini kugenggam

Padang, Juni 2008 

Juru Selamat

Hari ini aku pergi 
Jangan menangis wahai ibu
Kau telah bersamaku
Mengiringi jalan aku kesana

Besok aku kembali 
Sambil berbaring di tempat biasa kita bertemu, ibu
Jangan sambut aku seperti kemarin
Karena aku datang bersama langit

Padang, Mei 2008  

Kekasih -Rumi  

Jika mata ini adalah ijab,
Silahkan congkel mata ini, 
hingga aku dapat melihatmu
hingga aku halal bagimu
kita bertemu hanya kau dan aku.

Padang, 2008  

Maria (II)

Dalam santapan ini kita berpisah
aku harus pergi 
ke tanah ayahku
 
Padang, 2008  

Pusaran 

Pusaran pertama, 
Kita bertemu

Pusaran kedua, 
Kita berbincang

Pusaran ketiga, 
Kita bernyanyi

Pusaran keempat, 
Kita bercinta

Padang, 2008  

Sang Fajar

Setusuk jarum menggores ingatku, 
mengalirkan sepi dalam mimpi. 
Kuterawang merahnya duka malam,
seiring rintihan anjing hitam. 
Cerebrumku bertanya sinis, 
berapa lama aku dalam cangkangmu.

Padang, 2008 

Kopi

Kami sudah duduk di atas matahari
menelan ludah menunggu 
tenggelamnya kelam 
tetap bersabar 
karena sebentar lagi kami hilang
namun jangan cemas
besok kita jumpa lagi

Padang, 2008  

Iblis (II)

Apa yang kau bayangkan 
seorang peri memaki-maki di telinga kiri
sambil mengayunkan jari
tanda dimulainya hari

Apa yang kau bayangkan  
seorang kekasih menjilati darahmu
amis tergenang di depan rumah
tempat kau berakhir sedih

Apa yang kau bayangkan

seorang dari aku menjadi kamu  

Terbit di Padang Ekspres Minggu, 07 Desember 2008