Sunday, January 18, 2009

Sajak-sajak Fernando


Pemberontak
: Feni Efendi

Pemberontak !
berbaring di kamar ini
hanya sendiri
dalam peti
tak bisa lari

Padang, 08-09

Pelangi

Kenapa ingin kau sembunyikan warna itu
Ia tetap datang setelah bola-bola jernih
disepak ke bumi

Padang, Februari 2008

Doa

Mengeja nama kekasih
yang suatu saat
akan kita temui

Padang, 2008

Doa (II)

Terlentang diatas pusara
menanti ujung matahari menjilat
jiwa-jiwa sepi
menepi

Padang, 2008

Sarung

Ia masih menggantung di balik selimut, meraba-raba sinar mentari.
Sambil menari di atas ranjang merayu biduan malam,
yang merana dalam lelap,
meminta dia datang kembali.

Padang, 2008

Hujan

Budak-budakmu masih menangis
bersama sekumpulan sampah
dalam rumah kabut
putih
menggenang

Padang, 2008

Maria

Aku pernah bertemu dengan seorang seniman berkaki enam
ia melukis di hadapku
sambil berkata
”ini Maria, kekasih Tuhan
berakhir dalam satu santapan,
dimana esok tiada lagi, ”

Padang, 2008

Deskripsi Kesunyian

Bulan kuning, membelah langit biru lautku
Di hamparan mata yang masih berkaca,
mencaci matahari yang kelihatan sama
di saat malam

Tembok itu, menyulam mulutku,
sembunyikan pagi dibalik kasur
yang kian ragu,
biar redup
langit biru lautku

keheningan iringi kata ini
bersama dia kataku,
mengelinding di bawah kasur katamu,
dia mencumbu suara,
kata kita sama

Padang, 26/12/08

Kepada Celana
: Joko Pinurbo

aku tahu cuma punya satu
yaitu hitam usang abu-abu
minta ijin pinjam punyamu
yang terkenal dan berwarna biru

Padang, jan 3, 08

Satu Tembang Puisi

matahari menuju selatan mengantar
seorang penyair dengan tangan terluka
ia tak tahu hendak kemana
hanya lusuh hibur tawa
terpatri di wajahnya
yang kian ceria
tanpa basa basi ia berkata
"aku hendak melagukan
satu tembang puisi
puisi kisah elang
ia berlengan kekar
bertengger di kiriku
terjebak di balik semak
hitam dengan sungai
darah mengalir di bawahnya,"

Setelah usai bernyanyi
ia berkata lagi
"puisi kura-kura mandi
kunyanyikan nanti
kukira kita semua tuli
aku harus pergi
kapan-kapan jumpa lagi,"

Padang, Jan 6, 08

Fernando, saat ini masih kuliah di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, angkatan 2006, Fakultas Adab, IAIN Imam Bonjol Padang. Dari dulu sampai sekarang bergiat di sanggar sastra Pelangi. Menulis puisi dan sudah dimuat di koran daerah seperti Singgalang dan Padang Ekspres. Selain itu saat ini sedang magang di kantor berita Padangmedia.com.

(Terbit di rubrik OASE, kompas.com, 17 Januari 2009)



1 comment:

panda kucing said...

assalamu'alaikum...

sajak2 nando yang ada di kompas kemarin, secara keseluruhan isi sajaknya sudah agak tenang.
maksudnya, tidak menggebu2 dan tak berusaha menyembunyikan perasaan apa pun. puisi nando kali ini menjadi lebih mengalir. tapi entah kenapa ane tak menemukan lagi sebuah rasa yang menggugah atau luapan2 tertahan.. ne kehilangan bagian itu. tapi tak apa. perkembangan nando cukup signifikan.. tapi ne mau minta tolong satu hal,, jika kemudian nando berniat menulis puisi pendek lagi, usahakan kedalaman makna nya lebih dipertajam. ketika penikmat puisi membaca suatu puisi pendek, mereka pasti tak ingin merasa terpuaskan dengan begitu mudah. ada yang membuat mereka penasaran dengan imaji yang di sampaikan singkat oleh penulis. jangan sampai kesingkatan puisi2 nando menjadi sesuatu yang fatal nantinya. jika di urut dari bawah ke atas, puisi nando cenderung melemah dan hampir ordinary. tapi berjuanglah say.. i always support u.. mav yc klu koment ne menyebabkn hal yang kurang berkenan bagi nando. okey..