Aku masih berkerudung resah
Patah, menyiksa jejak waktu di dada
Aku tidak tahu dimana kau berada
Kau mengapa
masih mau kau mengatakannya
Jika kau gerai langkahmu di mataku
Mungkin hujan ini kering sudah di baju
Masih ada berita kau serta
Dalam belanga,
Kau tidak di sana
Padang, Juli 2008
Kangen
Kamu masih menari di kepalaku
Memanggil lirih genangan malam
Meratapi kereta senja yang pulang
Hanya air matamu kini kugenggam
Padang, Juni 2008
Juru Selamat
Hari ini aku pergi
Jangan menangis wahai ibu
Kau telah bersamaku
Mengiringi jalan aku kesana
Besok aku kembali
Sambil berbaring di tempat biasa kita bertemu, ibu
Jangan sambut aku seperti kemarin
Karena aku datang bersama langit
Padang, Mei 2008
Kekasih -Rumi
Jika mata ini adalah ijab,
Silahkan congkel mata ini,
hingga aku dapat melihatmu
hingga aku halal bagimu
kita bertemu hanya kau dan aku.
Padang, 2008
Maria (II)
Dalam santapan ini kita berpisah
aku harus pergi
ke tanah ayahku
Padang, 2008
Pusaran
Pusaran pertama,
Kita bertemu
Pusaran kedua,
Kita berbincang
Pusaran ketiga,
Kita bernyanyi
Pusaran keempat,
Kita bercinta
Padang, 2008
Sang Fajar
Setusuk jarum menggores ingatku,
mengalirkan sepi dalam mimpi.
Kuterawang merahnya duka malam,
seiring rintihan anjing hitam.
Cerebrumku bertanya sinis,
berapa lama aku dalam cangkangmu.
Padang, 2008
Kopi
Kami sudah duduk di atas matahari
menelan ludah menunggu
tenggelamnya kelam
tetap bersabar
karena sebentar lagi kami hilang
namun jangan cemas
besok kita jumpa lagi
Padang, 2008
Iblis (II)
Apa yang kau bayangkan
seorang peri memaki-maki di telinga kiri
sambil mengayunkan jari
tanda dimulainya hari
Apa yang kau bayangkan
seorang kekasih menjilati darahmu
amis tergenang di depan rumah
tempat kau berakhir sedih
Apa yang kau bayangkan
seorang dari aku menjadi kamu
Terbit di Padang Ekspres Minggu, 07 Desember 2008
8 comments:
sajak yang bagus senang membacanya. salam kenal
hii..nando salam kenal yach! mahasiswa IAIN IB juga ya? keep do a good work, oke...(makasih buat komen n puisinya ya)
Hei
sampai kapankah kau bertahan dalam sunyi mu
di balik perih yang kita bekukan suatu waktu
dan kita koyak
di lain rindu
tak ada yang lebih berat
selain regang
yang menabur kenang
Sakit
membaca debar mu
menghitung derap mu
menerawang langit mu
menelan
mu
sebaiknya jangan berjalan sebagai kereta api,
haya menyisa kespian seorang diri.
jalanku masih besar,
mari ikut mengemudi di atasnya
keep writing and make learning in burning
salam
froum south sumatera
sabanah padiah..!! puisi kanti..
sekali2 agia lah critc ka aryoonline nti...
nan ma puisi kanti nan publish d singgalang tu??
pantang surut langkah meninggalkan jejak pada buram kertas dan tinta sebagai kemudinya
Kau meruang di ku pun sama
salam
wanty
thx dah mampri di blogku
Post a Comment